Komisi IX Soroti Krisis Dokter Spesialis di Papua Barat, Dorong Beasiswa bagi Putra Daerah

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh foto bersama usai pertemuan dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan sektor kesehatan di Manokwari, Rabu (28/5/2025). Foto : Runi/Andri
PARLEMENTARIA, Manokwari – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menyoroti serius minimnya jumlah tenaga kesehatan, khususnya dokter spesialis, di Provinsi Papua Barat. Dalam kunjungan kerja Komisi IX ke wilayah tersebut, ia mengungkapkan keprihatinan mendalam karena dari tujuh kabupaten yang ada, Papua Barat hanya memiliki empat dokter spesialis aktif.
"Ini sangat memprihatinkan. Papua Barat adalah provinsi, bukan kabupaten. Tapi hanya punya empat dokter spesialis? Ini harus segera mendapat perhatian serius," ujar Nihayatul dalam pertemuan dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan sektor kesehatan di Manokwari, Rabu (28/5/2025).
Politisi Fraksi PKB ini menegaskan bahwa kondisi tersebut merupakan alarm bagi pemerintah pusat dan daerah untuk segera bertindak. Ia mendorong Gubernur Papua Barat agar segera mengajukan nama-nama putra-putri terbaik daerah kepada Kementerian Kesehatan untuk mengikuti program beasiswa dokter spesialis.
“Kementerian Kesehatan memiliki program beasiswa pendidikan dokter spesialis yang akan ditempatkan di rumah sakit pendidikan khusus. Semua biaya ditanggung, dan setelah lulus mereka wajib kembali ke daerah asal. Ini kesempatan emas bagi anak-anak Papua Barat,” jelas Nihayatul.
Ia menegaskan bahwa mengandalkan dokter spesialis dari luar daerah, terutama dari Pulau Jawa, bukanlah solusi jangka panjang. Selain membutuhkan biaya besar, belum tentu mereka bersedia tinggal lama di Papua Barat.
“Kalau kita terus ambil dari luar, dari Jawa misalnya, biayanya mahal dan mereka belum tentu bertahan lama. Tapi kalau dari Fakfak, Kaimana, atau Manokwari sendiri—anak-anak asli Papua Barat yang dikirim sekolah—mereka pasti akan kembali karena keluarga mereka ada di sini, tanah kelahiran mereka juga di sini,” tandasnya. (rni/aha)